Pajak itu baik

Pajak akan memberikan fasilitas pendidikan yang lebih layak bagi mereka.

Pajak itu baik

Pajak untuk senyum dan masa depan mereka

Pajak itu baik

Pajak akan memberikan mereka makanan yang layak untuk bertahan hidup.

Pajak itu baik

Pajak akan memberikan kesehatan dalam hidup mereka.

Pajak itu baik

Pajak untuk Indonesia yang lebih baik lagi.

Selasa, 07 Agustus 2012

Tindak lanjut 

  1. Account  Representative  menindaklanjuti  profile  Wajib  Pajak  yang  sudah  dibuat  melalui pemutakhiran  data  dan  penggalian  potensi  pajak  serta  pertukaran  data  yang  meliputi potensi Wajib Pajak  itu sendiri, potensi pengurus dan komisaris serta pemilik, potensi dari pihak terkait, potensi dari data silang dan pihak ketiga.
  2. Account Representative menindaklanjuti hasil analisis dan penggalian potensi pajak dengan
    melakukan  himbauan  tertulis  yang  dilanjutkan  dengan  konseling  jika  Wajib  Pajak  yang
    bersangkutan  tidak merespon  atau melaksanakan  apa  dimintakan  dalam  surat  himbauan
    tersebut, dan ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan. 

Sumber : Modul Administrasi Perpajakan Bab 2 bagian 5 PDF

Analysing dan Penggalian Potensi Pajak 

Evaluasi/Analisis
Account  Representative  melakukan  evaluasi/analisis  perpajakan  Wajib  Pajak  yang mencakup  Analisa  Ratio  Laporan  Keuangan,  CTTOR  dan  TTOR,  Local  Sectoral,  Rasio Kapasitas Produksi terhadap Omzet, Rasio  Impor  terhadap Omzet/Ekspor, Rasio Karyawan terhadap Produksi, Rasio Modal dan Pinjaman, Trend/Perkembangan Kegiatan serta analisis lainnya.

Penggalian Potensi
Account Representative melakukan penggalian potensi pajak meliputi potensi Wajib Pajak
itu sendiri, potensi pengurus dan komisaris serta pemilik, potensi dari pihak terkait, potensi
dari data silang dan pihak ketiga.    

Sumber : Modul Administrasi Perpajakan Bab 2 bagian 5 PDF

Benchmarking 

 Proses Bencmarking Tahap I
  1. Mengambil data SPT Tahunan PPH Badan (2001‐2005) antara 5‐10 WP dengan ratio terbesar ( TTOR, CTTOR, NPM, GPM, ROA, EBIT ) dalam KLU yang sama dan tahun yang sama.
  2. Ratio tersebut di rata‐rata untuk setiap tahunnya.
  3. Diambil ratio terbesar untuk dijadikan benchmark 
  4. Menghapus data TTOR yang kurang dari CTTOR 
  5. KLU Kelapa Sawit dihilangkan karena sudah dibuat oleh KPDJP
  6. Jika ratio NPM < dari rata‐rata suku bunga Bank Indonesia (12%), maka NPM dibuat
    menjadi lebih tinggi dari 12 % dengan asumsi bahwa tidak ada perusahaan yang
    menginginkan keuntungan di bawah suku bunga Bank Indonesia
  7. Jika GPM < NPM maka data tersebut dihilangkan, karena GPM seharusnya > dari
    NPM 
  8. Jika GPM < dari rata‐rata suku bunga Bank Indonesia, maka GPM menjadi > 12 %
    ditambah selisih GPM lama dengan NPM lama 
  9. Demikian juga untuk EBIT jika rationya < dari rata‐rata suku bunga Bank Indonesia
    (12%), maka EBIT dibuat menjadi lebih tinggi dari 12 %. 
Proses Bencmarking Tahap II 
Untuk mengakomodasi KLU yang tidak terbenchmark pada tahap I, maka dilakukan tahap II
sebagai berikut :
  1. Memasukkan angka benchmark usulan KPP yang belum tercantum pada tahap I 
  2. Jika ratio NPM < dari rata‐rata suku bunga Bank Indonesia (12%), maka NPM dibuat
    menjadi lebih tinggi dari 12 % 
  3. Jika GPM < dari rata‐rata suku bunga Bank Indonesia, maka GPM menjadi > 12 %
    ditambah selisih GPM lama dengan NPM lama 
  4. Demikian juga untuk EBIT jika rationya < dari rata‐rata suku bunga Bank Indonesia
    (12%), maka EBIT dibuat menjadi lebih tinggi dari 12 %. 
Proses Bencmarking Tahap III
Untuk mengakomodasi KLU yang tidak terbenchmark pada tahap II, maka dilakukan tahap III
sebagai berikut :
  1. Membuat benchmark berdasarkan Ikhtisar Profile 50 WP per KPP 
  2. Data benchmark per ratio diambil rata2 pertahun per KLU, kemudian diambil yg
    terbesar diantara tahun 2002 s.d 2006 
  3. Menambahkan data benchmark berdasarkan Ikhtisar Profile 50 WP per KPP yang
    belum masuk ke Tahap II 
  4. Menambahkan data benchmark dari database Kanwil atas Klu 100 WP Besar KPP
    yang belum masuk ke Tahap II
  5. Mengulangi proses penyesuaian NPM,GPM,TTOR,CTTOR dan EBIT sesuai tahap
    sebelumnya. 

Sumber : Modul Administrasi Perpajakan Bab 2 bagian 5 PDF

Profilling

  Pengertian dan Tujuan 
 Profil Wajib Pajak adalah  informasi mengenai Wajib Pajak yang memuat mengenai identitas dan  kegiatan  usaha serta riwayat aktivitas perpajakannya secara berkesinambungan yang dapat diklasifikasikan data permanent, data akumulatif dan data lain. Tujuan Profil Wajib Pajak adalah untuk menyajikan  informasi yang dapat digunakan untuk analisis, mengukur tingkat resiko dan kepatuhan Wajib Pajak serta untuk lebih mengenal  Wajib  Pajak   yang  terdaftar  di  unit  kerjanya  dan dapat memonitor perkembangan usaha Wajib Pajak yang bersangkutan dan melakukan pengawasan, penggalian potensi, serta pelayanan yang lebih baik.
   
Pedoman Pembuatan Profil Wajib Pajak     
  1.  Account  Representative mendapat  data  dan  informasi Wajib Pajak dari berbagai sumber  baik  yang  berasal  dari  internal maupun dari eksternal Direktorat Jenderal Pajak, yang  terdiri  dari  data  permanen  (identitas Wajib  Pajak,  struktur  organisasi, daftar pemegang  saham  dan struktur permodalan, daftar pengurus dan  komisaris, kegiatan  usaha,  pohon  kepemilikan  dan lainlain)  dan  data  akumulatif  (data perkembangan  usaha,  kewajiban  perpajakan, data  lawan  transaksi  dan  lainlain) serta data lainnya.
  2. Account Representative membuat profil Wajib Pajak berdasarkan data dan informasi yang  diperoleh  sesuai  dengan  pedoman  pembuatan  profil  dari Kantor Pusat Direktorat  Jenderal  Pajak  serta  menindaklanjuti  sesuai  dengan  ketentuan  yang berlaku.      
  Tata Cara Pemutakhiran Profil Wajib Pajak 
  1. Account  Representative  mendapat  informasi  perubahan  dan  penambahan  data Wajib Pajak dari berbagai sumber.
  2.  Account  Representative melakukan  pemutakhiran  data Wajib  Pajak  berdasarkan informasi perubahan dan penambahan data Wajib Pajak yang diperoleh dari alat keterangan,  formulir pemutakhiran data,  dan data  resmi  yang  diperoleh  sebagai dasar pemutakhiran  data  Wajib  Pajak,  serta  menindaklanjuti  sesuai  dengan peraturan yang berlaku. 
  3. Proses selesai. 

Sumber : Modul Administrasi Perpajakan Bab 2 bagian 5 PDF

 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites